Cukup banyak orang mengeluh ihwal menulis karya ilmiah. Mereka bingung bagaimana cara menulis karya ilmiah yang baik. Hingga, beraneka buku-buku panduan menulis karya ilmiah diborong dari toko buku atau perpustakaan untuk dibaca dan dijadikan panduan. Apakah ini salah? Tidak. Tidak salah membaca buku panduan menulis. Tapi, buku-buku panduan tersebut tidak menjamin seratus persen Anda bisa menulis karya ilmiah yang baik dan bernas.
Lantas, lakon apa yang tepat untuk bisa menulis karya ilmiah yang baik? Adalah cara terbaik untuk belajar menulis karya ilmiah yang tepat dengan langsung belajar kepada para penulis yang biasa melakukannya. Mulyadhi Kartanegara adalah salah satunya. Ia penulis produktif. Banyak sekali buku-buku ilmiahnya yang ditulis dengan renyah dan nikmat dibaca. Maka layak untuk menemukan dan mendalami cara menulis karya ilmiah darinya.
Pahamilah, Menulis Itu seni
Di dalam buku “Seni Mengukir Kata”, Pak Mulyadhi membeberkan resep menulis karya ilmiah yang baik dan renyah. Katanya, untuk memiliki tulisan ilmiah yang apik maka yang harus dilakukan dulu adalah memperbaiki persepsi tentang menulis. Menulis itu adalah seni. Karena ia memenuhi kriteria untuk dikatakan sebagai seni. Seni adalah sebuah tatanan prinsip dan cara-cara yang digunakan dalam melakukan seperangkat kegiatan. Menulis memenuhi unsur-unsur yang ada di dalam definisi tersebut.
Untuk bisa menulis efektif sangat dibutuhkan prinsip-prinsip tertentu. Yaitu, Kejujuran, istiqomah dalam kebenaran, motivasi yang benar, menguasai tata bahasa yang benar dan mampu menyusun pikiran secara runut. Jika melihat prinsip tersebut, rasanya menulis itu sangat sulit. Jika ingin menghasilkan karya ilmiah yang baik dalam sehari, tentu menulis itu sulit. Akan tetapi, bila dipahami dengan baik, menulis karya ilmiah itu tidak sulit jika bisa menemukan resepnya.
Bagi Pak Mulyadhi, dengan memahami karya menulis adalah seni, maka langkah utama yang mesti dilakukan adalah keaktifan untuk belajar menuangkan gagasan setiap hari di dalam tulisan. Artinya, dibutuhkan kemauan untuk menuliskan amunisi-amunisi atau gagasan-gagasan yang ditemukan dari buku-buku yang dibaca di dalam catatan harian. Amunisi-amunisi tersebut nantinya akan berperan untuk membentuk tulisan menjadi bernas dan bernyawa.
Pak Mulyadhi kerap menjadikan analogi belajar bermain gitar dengan belajar menulis. Seorang tak akan mungkin mahir dalam memainkan gitar dan menghasilkan suara petikan yang baik, jika ia tidak setiap hari melakukan praktik bermain gitar. Seratus buku petunjuk bermain gitar yang dibaca tidak akan mampu membuatnya pintar bermain gitar. Tetapi, jika setiap hari berlatih, meski dengan satu buku petunjuk, maka ia akan piawai dalam bermain gitar dan menghasilkan suara petikan yang nikmat didengar. Demikian halnya dengan menulis.
Karena itu, cara menulis karya ilmiah yang baik adalah dengan aktif menuliskan amunisi-amunisi yang diperoleh dan dituangkan di dalam buku catatan harian. Cara ini terlihat mudah, tapi cukup banyak orang malas melakukan. Padahal, langkah mencicil gagasan-gagasan melalui catatan harian sangat berperan dalam memunculkan daya intuitif. Daya yang dapat membantu untuk meruntuhkan hambatan-hambatan dalam mengekspresikan pikiran-pikiran dalam menulis. Tentunya, daya tersebut akan bisa dicapai melalui latihan-latihan intensif dan praktik menulis yang berkesinambungan setiap hari. Ingat, menulis adalah seni.
Struktur Penulisan Karya Ilmiah
Setelah Anda terbiasa menuangkan gagasan maupun ide setiap hari di dalam catatan harian. Maka, ketika Anda ingin melalukan aktivitas menulis karya ilmiah ada beberapa hal yang mesti Anda penuhi. Yang paling penting adalah struktur penulisannya.
Secara umum, sistematika penulisan terbagi kepada lima bagian:
Bagian Pendahuluan. Bagian ini hanya mengulas tentang penjelasan tentang latar belakang masalah yang ingin dikaji, tujuan dan manfaat penelitian atau pembahasan.
Bagian landasan teori. Bagian ini hanya diisi dengan teori-teori atau dasar keilmuan yang digunakan untuk mendukung
Bagian Isi. Bagian ini adalah bagian terpenting untuk mengemukakan gagasan permasalahan yang hendak diuraikan. Jika karya tulis itu berdasarkan hasil penelitian, maka wajib disertakan di dalamnya data-data dan analisis yang dilakukan.
Bagian penutup. Bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran
Bagian daftar pustaka. Bagian ini hanya memuat sumber-sumber rujukan yang digunakan. Sumber-sumber tersebut bisa berupa buku, jurnal, surat kabar, dan artikel yang didapat dari internet.
Jika kelima unsur di atas dipenuhi, maka diyakini karya ilmiah yang digagas mencukupi syarat. Karena itu, mari menulis karya ilmiah yang diawali dengan menuangkan gagasan-gagasan di dalam catatan harian sebelum diuraikan secara sistematis saat menulis karya ilmiah yang hakiki. Inilah cara menulis karya Ilmiah ala Mulyadhi Kartanegara.
About Syed Faizan Ali
Faizan is a 17 year old young guy who is blessed with the art of Blogging,He love to Blog day in and day out,He is a Website Designer and a Certified Graphics Designer.
0 comments:
Post a Comment